Kamis, 30 Desember 2010

Pelarian Di Akhir Tahun

Sepertinya sudah bukan kebetulan lagi, apa kalian percaya kebetulan?

Tiga tahun yang lalu, ia mencari kotak tua berisi kisah cintanya yang kandas. Berputar mengelilingi setiap inci tubuh lawan mainnya, dan kotak tua itu sudah dimiliki orang lain. Sedih, dendam dan lelahnya ia tempelkan dipunggungku.

Setahun berikutnya, ia kembali kehilangan. Rambut gimbalnya yang tersayang, di curi seseorang. Sialnya, kejadiannya tepat di saat ia semakin menjadi tua. Sedih, dendam dan lelahnya kembali ia tempelkan di punggungku.

Tidak beda dengan tahun-tahun sebelumnya, ia kembali kehilangan sesuatu yang sama di akhir tahun. Kehilangan mempercayai seseorang. Parahnya, ia juga kehilangan kepercayaan diri terhadap perilaku menyimpan kepada seseorang. Anehnya, lagi-lagi sedih, dendam dan lelahnya kembali ia tempelkan dipunggungku.

Ingin ku sembunyikan di balik siang hari, tapi kutakut matahari menatap garang.
Ingin ku selipkan pada malam hari, tapi kuragu pada rembulan.
Tubuhku lupa bilang pada dirinya sendiri, jika ia sudah kehabisan teman untuk menyimpan.

Selamat tahun baru adhy, semoga tahun depan kebetulan sudah punah.


Minggu, 19 Desember 2010

lady die...

saya ingin menulis, mengisi kertas putih dengan jutaan warna tinta yang baru kukenal, membuat ribuan kalimat yang sama sekali belum kuhafal wajahnya. Tapi entah mulai dari mana. Kucoba dari bumi kelangit, aku tidak setinggi mimpi saat terbangun. Kucoba dari langit kebumi, tapi aku takut bertemu dengan cupid yang selalu membidikku dengan panah antirosnya. Ada kertas yang tidak ingin ditulisi, hanya ingin dijadikan kapal-kapalan lalu direkatkan di punggungnya. Lalu cermin baru pecah akibat dilema lama, utuh lagi dan kembali pecah. Begitu seterusnya hingga cermin menolak menyatukan diri dan malah menjauh darinya, perempuan itu terdiam. Ia sadar, bahkan roh pun mendekat padanya kini enggan!!!

taradidi #1 : Dunia Tanpa Tubuh


inilah negeri bebas. dunia tanpa tubuh melainkan seluruhnya hanya terdiri dari data dan bergunung-gunung teks dari berbaris-baris dialog yang dapat digulung turun-naikkan dilayar. dunia yang terdiri dari jutaan alamat tempat tinggal yang dipilih dari nama identitas yang tak berupa, tak berkulit warna, tak berkelas sosial. Nama-nama berwajah teks. Sebuah dunia dimana dan apa saja bisa melepas dan kembali merajut jaring abu-abu lembek dari sistem saraf global yang menjadi denyut negeri ini. Sebuah negara bersistem web dan bernyawa listrik yang terhubung pada koneksi jaringan komunikasi universal.

Didunia tak bertubuh ini, diri bisa memecah dalam pribadi-pribadi. Identitas menjadi avatar. Manusia yang menjelma tuhan sekaligus setan, tidak dilarang. Bahkan anjing dan tukang jagal, bisa menjadi malaikat atau apa saja. Informasi berlarian, puisi bertaburan, kalimat-kalimat menggenang mencemari lingkungan, perang kata terjadi dimana-mana...

Oke, inilah saatnya. Kau siap?

cendolo na' tape...

Aku senang dengan keganjilan. Ahh... bukan, aku salah. Keganjilan yang jatuh hati padaku. Kata jangkrik yang bernyanyi sampai mati saat kepergok cahaya rembulan yang cantik.
Kutarik benang putih yang pecah keluar dari perutku, lalu kusulam jadi kain penebus dosa untuk kita di tanggal berakhirnya dunia. Aku selalu lupa kalau rindu padamu, ingin memelukmu, menciumi bau tubuhmu dan takut kalau ribut angin laut tak bisa membawamu kepesisir pantai. Tapi itulah yang tertulis. Ini bukan cerita tentang barisan patah hati atau cerita tentang gejolak puber ke-5, Anggap saja ini cerita tentang perantau dari selat seberang yang tidak ingin berada di antara kaki-kaki kalian. Memusuhi cinta setelah di terbangkan tanpa sayap lalu dihempaskan begitu saja kedalam perut bumi, dan seketika menganggap cinta adalah pembodohan. Aku bukan lelaki romantis yang duduk diantara rasi bintang sambil memainkan biola yang terbuat dari potongan kayu dan usus kambing.
Akan kuceritakan pada kalian tentang nanti. Suatu kisah yang belum terjamah. Ketika helios belum merencanakan jadwal putaran matahari esok pagi. Ketika para peri okeanida masih bercengkrama dibawah kabut, sesaat sebelum es pekat, mencair menjadi air. Dan cara menelan cinta tanpa mengunyah nafsu setelah asia carrera bersemayam dilutut kirimu.



“cinta tidak bodoh. Kita membutuhkannya. Pelakunya saja yang tolol.”

Rabu, 01 Desember 2010

Syndrome Akut Genre

Dulu aku PUNK ROCK, berontak kesana kemari, melawan yang entah siapa menjadi musuhku, anti kapitalis, mabuk sepanjang hari dan anti ini itu. Tapi itu dulu, setelah aku sadar kalau jadi punk rocker itu sama sekali tidak keren. Aneh dimata tetangga, sampah masyarakat, di cap krimanal dan susah dapat gebetan gadis SMU. Paling tidak seperti itu. Sekarang aku bagian dari EMO LOVERS. Kupanjangkan rambut depanku, make-up tipis baluti wajahku layaknya emo sejati. Kupandang diriku di cermin, ternyata aku sudah lebih keren dari kemarin dan dengan lumayan mudah aku menggaet gadis labil yang ababil. Tapi, aku jadi risih jika setiap pagi dan sore harus berdandan seperti ini. Kemarin kulihat temanku nge-band di festival musik yang diadakan sekolahku, ia sangat keren dengan skrap hitam dikepala. Kutawari sebatang rokok, tapi ia menolak. Katanya, saya bukan lagi perokok, alkoholik apalagi pecandu ganja atau istilah kerennya “STRAIGHT EDGE”. ini baru sebagian. Pikirku itu sangat keren, dan mulai sekarang aku akan jadi HARDCORE yang STRAIGHT EDGE. Beberapa minggu kemudian, aku menjalin asmara dengan gadis SMU. Tapi sayang ia lebih suka berdandan hitam-hitam, layaknya METAL yang sama sekali tidak menyeramkan dan lucu bagiku. Bila malam minggu tiba, ia berkumpul dengan komunitas REGGAE dan berdandan regge style. Bob marley di dada, dirubahnya malam dengan penuh warna. Minggu-minggu berikutnya bersama PARTY DORKS, CHANGCUT RANGERS dan OUTSIDER’S and LADY ROSE. Sepertinya aku harus banyak menyesuaikan diri agar bisa dapat cintanya lebih dalam, karena aku adalah BENALU PARASIT DARI MUSIK YANG KALIAN MAINKAN.


Kamis, 25 November 2010

"sang penyamun bodoh"

beberapa waktu yang lalu, aku singgah di planet jupiter. tapi sebelumnya aku kesasar di orbit lima. harusnya mendarat di orbit enam, dekat gugus sentaur. samping kiri pleades. aku ingin mampir di mars, tapi radiasi medan magnetnya terlalu besar. jadi aku memilih berkunjung ke jupiter. hanya sebentar aku disana, di planet yang konon masyarakatnya pernah pergi ke surga. aku berusaha untuk bertanya kepada beberapa mahluk disana, di tanah lapang, di bawah jembatan, di lorong-lorong tikus dan di rumah pelacuran. aku bertanya apa agama kalian sehingga bisa ke surga?. mereka serentak menjawab "kami tidak butuh agama untuk menggapai surga".
"bila harta karung bisa diburu melalui petunjuk peta, mengapa bagi surga tidak berlaku hal yang sama?" dan kembali serentak bertanya. aku terdiam, itu pertanyaan terjanggal yang pernah ku dengar.



aku cuma ingin tahu bagaimana rasanya jadi penghuni surga, indahkah? bagaimana rupa bidadarinya? apakah juga tersisa bagiku bidadari berambut liberty? lembut jenaka dan mampu membuat aku selalu tertawa? aku ingin terpingkal tetapi langsung tersadar di antara terlena dan jaga yang jarang aku punya.

Selasa, 23 November 2010

alien yang hilang

Suatu pagi yang cerah bersama bising-bising kendaraan dan buruh terminal yang saling rebut debu yang jatuh dari surga. Cumal, dekil dan penuh spontanitas kesengajaan menawarkan kegelian di tiap urat sarafku yang sebelumnya berdengun di telingaku.
Cumal yang mana harus kupilih? Dekil yang mana bisa kupercaya? Aku harus memilih.
Monster raksasa berwarna ungu, bermata besar yang bernama mahkota adalah pilihan temanku. tak apalah jika bukan aku yang memilih. Aku tidak pandai memilih monster mana yang cepat dan jinak.

Seorang wanita paruh baya duduk disamping perut monster itu dan dengan sigap mempersilahkan kami masuk sebelum membuat sebuah perjanjian yang sangat detail dan wajib patuh lalu melempar senyum penuh garis manufaktur.
Didalam perut monster aku duduk bersampingan, ia memilih monster tak lucu ini sebab isi perutnya mengeluarkan angin yang sejuk bagai sore hari memandang sunset di pinggir pantai. Katanya, dan itu benar.

Gadis didepan berbalik ke arahku, ia tersenyum lalu tertawa. Aku mengernyitkan dahiku, ia bertanya. Kamu alien dari mana? Lalu melempar senyum seperti menampar mulutku yang tertelan tenggorokanku, rasanya seperti coklat. Coklat termanis yang pernah kurasa. Pertanyaannya tak urung kujawab, ia melakukannya lagi, lagi dan lagi, tapi sudah tak bertanya. Hanya melempar senyum yang tak ubahnya ku telan.
Kupalingkan wajahku ke arah luar sisi sebelah kanan perut monster, pepohonan yang menjulang kelangit, rumah-rumah pantai yang tak terawat silih berganti menghalangi pandanganku menikmati laut.

Apa aku lupa bilang pada kalian, kalau perut monster ini sangat transparan jika dilihat dari dalam keluar?

Monster ini berhenti, beberapa dari mereka keluar dari perut monster untuk melepas dahaga dan merentangkan kaki. Gadis yang sedari tadi melempar senyum, menyentuh tanganku. Berbisik lembut di telingaku. Katanya, kamu alie dari mana? Kepalamu tidak bundar seperti mahluk E.T, tanganmu tidak panjang seperti bentuk tubuh alien yang ada di film X-file atau mahluk asing luar angkasa di film the sign. Kamu bukan berasal dari ras alien lyra atau ras vega. Disana tidak ada yang berambut biru terang. Kamu juga bukan dari planet jupiter yang selalu mengaku pernah pergi ke surga.

Aku tertawa, lantas kutawarkan cemilan dan kuajak dia bercakap tentang laut didepanku. Tapi ia memintaku menatap kearahnya. Dan tiba-tiba kami begitu saja berada disana. Berada didalam perut monster yang lain, monster yang lebih besar dari sebelumnya. Mataku bebas memandang lautan, semakin keujung semakin menjauh. Lautan ini sepertinya pelit memperlihatkan ujungnya.

Tempat dimana aku berdiri tadi sudah mengecil dan semakin tak terlihat. Suara monster ini berpesan untuk tidak meninggalkan sesuatu diperutnya.

Sekarang aku berdiri ditempat yang besar, yang baru aku temui tapi sudah lama mengenalnya. Gadis itu melambaikan tangan,monster kecil yang ditumpanginya lumayan cepat, pandai melukai dan mampu membunuh. Tak lupa melemparkan senyum yang saya yakin bukan senyum terakhir yang keluar dari bibir merahnya. Aku pun berpindah, ke tubuh monster yang sedang. Meninggalkan senyum gadis itu yang tertempel di ranting pohon tak berdaun. Melambaikan tangan pada mereka, tangan satunya berkata “see you next time, monster’s. I kill you...


Minggu, 21 November 2010

mengintip mimpi


meludah di antara kerumunan hujan sama persisnya minum alkohol dalam keadaan setengah sadar, paling tidak seperti itu menurutku. sebagian ludah mengalir pelan melalui dagu bersama hujan, hanya sebentar, lalu menghilang dan meludah lagi. bulir-bulir air yang turun dari langit itu menjilati seluruh tubuh, tak ada yang tersisa, semuanya basah. entah dari mana asalnya, dari awan gelap yang murung? dari tangisan dewa dewi yang sedang patah hati? atau tuhan sedang ikut meludah? Persetan. Kotaku basah, pagiku basah, siangku basah, soreku basah. Diujung sana bebunyian bergemuruh, tidak ada yang menyukainya, mereka ketakutan mendengarnya. Bebunyian aneh yang entah dari mana berasal, sama seperti bulir air yang turun dari langit, entah dari mana asalnya. Malam hari tak selalu basah, bebunyian aneh itu bersembunyi di balik belaian sayang rembulan.

Kelelahan menunggu malam yang mengantarkan lelap dalam pelukan guling. Aku Terbangun dengan mimpi indah, bermimpi menggunting bibir arab, membutakan matanya lalu membunuhnya dengan perlahan. Ku kembalikan bangkai arab di asalnya tanpa sepeser gaji dan nabi terakhir pun menggelengkan kepala. Subhanallah.

Sabtu, 06 November 2010

Dongeng pengantar tidur

pernah tidak merasa seperti bintang, bulan dan matahari yang tidak pernah lelah menyinari bumi dalam keadaan, kesenyapan dan kegelapan apapun?, atau paling tidak seperti lilin kecil yang mampu menyinari isi tengggorokan yang penuh dengan omong kosong?. Hari ini membanggakan diri demi tugas mulia atau cerita tentang melawan apa dan siapa yang menjadi musuh, esok siapa yang peduli dan apa pedulimu terhadap botol kosong yang semalam habis tertelan melalui tenggorokanmu. Aku juga tidak peduli kemana gumpalan asap papir yang berisi ganja yang kuhembuskan begitu saja, jangan tutup mulut mu dan berhenti menatapku sinis. Goblok. Aku tidak peduli siapa kalian, aku tidak peduli tentang cerita mu sebagai anak yang baik-baik. Anak yang baik itu seperti apa sih?



Apa seperti bintang, bulan dan matahari yang selalu bercahaya buat bumi? atau seperti botol yang belum terbuka dan papir yang siap di bakar? Atau mungkin saja yang mengklaim dirinya sebagai atheis? Agamis? Agnostik? Pemberontak? Atau apalah menurutmu. Aku tidak peduli tentang cerita mu sebagai anak yang baik-baik, anak yang baik-baik itu sudah mati, jauh sebelum mereka menemukan cara membuat botol apa lagi cara me-lete ganja. Selamat tinggal kekecewaan.

Kamis, 21 Oktober 2010

terpeleset....!!!


rambutmu keren, sembari melepas senyum kecil di antara bibir tipisnya.
ahh tidak, helm ku lebih keren. masih tersenyum lebih kecil dari sebelumnya.
serius, rambutmu keren. senyumnya semakin kecil, sudah tidak terlihat lesumnya.
saya sudah serius... rambutku lebih ke...ren... senyumnya berubah menjadi tawa dan saya baru sadar ternyata tukang parkir sudah menunggu dari tadi.

di tanganku sendiri batu nisan itu terletak

percayalah kalau kubilang bahwa kalian tidak butuh pengetahuan hewan berkuku belah mana pun untuk membantu memecahkan rahasia pohon anggur. salahkan pihak lain. selalu itu naluri pertama kalian. dan kalau tidak bisa menyalahkan pihak lain, mulailah menyatakan masalah itu bukan masalah atau dengan pengalihan isu kampungan berencana. ubah aturannya, geser gawangnya, lalu jika cara meraih surga adalah dengan cara menginjak ham dan pluralisme, maka saya akan memilih masuk neraka saja.

Maskulinitas


laut lepas biru tenang, sore hari, matahari akan pulang dan kembali tersenyum sebelum rembulan nyanyikan lagu sendu. bunyi bel, doa akhir zaman, kemenangan pelajar malas belajar. lagu terakhir bukan band penutup, hormat buat dewan juri (asshole) lalu riuh tepuk tangan penonton dan lagu patah hati pun menjadi jawara sore itu. tapi aku, aku masih menutup mulut. wanita berponi itu menusukkan besi tajam karatan beberapa kali ke dada sang pelajar yang menikmati matahari sore sambil menyanyikan lagu patah hati.

yah, aku tidak kaget...


tidak ada jawaban sama sekali, ini kali ke enamnya ku mengetuk langit dengan keras. hanya ada gambar yang tidak jelas di dalam tenggorokan bernanah. masih berdiri berhadapan matahari, tidak ada jawaban sama sekali, ini kali keseribunya ku mengetuk langit dengan sangat keras. hanya ada gambar dengan milyaran warna yang berbeda dan siap membunuh.

Sabtu, 09 Oktober 2010

cepatlah bangun...


akhir-akhir ini hujan sudah seperti obat bagi pasien rumah sakit, terkadang lebih. yah, terkadang lebih jika sang majikan memberikan jadwal yang padat untuk tampil memukau di langit gelap.

di sana-sini genangan air, ada yang tampak jelas dan ada pula yang malu-malu memperlihatkan wajah keruhnya.

padi enggan menguning, dia sudah tidak tertunduk lagi melainkan tertidur pulas beralas dan berselimutkan hujan lebat.

"bersabarlah wahai petani, sang majikan hanya memberi kita cobaan yang ringan. sang majikan tidak mungkin menguji di luar batas kemampuan kita"

salah satu padi yang tengah sekarat mencoba memberi motivasi kepada sahabatnya, si petani murung memikirkan anaknya yang akan melanjutkan sekolahnya.

banyak yang marah, tidak sedikit yang memaki. ada yang batal nge-date, ada pula yang pernikahannya tertunda.

tapi kematian...?

kematian tidak bisa tertunda apalagi harus batal.

dia meninggalkan ke dua orang tua dan sodaranya di usia sepuluh bulan setelah terserang Dengue Hemorrhagic Fever.

mereka terseret, terjebak dan tertimbung banjir bandang setelah hujan deras menghajar ujung timur negara ini. tidak sedikit yang mati, banyak dari mereka yang tidak di temukan.

tapi tidak mengurungkan niat sang majikan untuk lebih berbaik hati pada sepasang kekasih itu, pada calon mempelai itu, pada bocah mungil itu dan pada mereka yang di timur terjepit itu.


sang majikan hanya bisa menguji tetapi tidak ingin diuji, jika ini hanya mimpi cepatlah bangun dari tidurmu dan saranku... berganti namalah wahai majikan...

lagu lama

gitar itu tidak homophobic, dia juga tidak menderita nekrofil atau terjangkit virus hiv/aids. dia hanya sensitif, saat anda menggunakan bikini sambil memainkannya.

asshole


terdengar sangat jelas suara adzan yang mengumandang dari arah belakang rumahku, subuh itu sangat ribut, hantaman hujan dari langit di atap rumah dan suara adzan dari masjid berpacu saling berlomba berdendang di telingaku.

"ayolah nak, ambil wudhu lalu ke masjidlah sholat" kata malaikat di samping kananku.

"tidak usah nak, dia itu penipu. lebih baik kamu tidur saja" kata malaikat di samping kiriku.

lalu, mereka bertengkar. membuat keributan, lebih ribut dari hantaman
hujan dari langit diatap rumah dan suara adzan yang menggema. tidak ada yang mengalah, mereka tidak peduli padaku, mereka hanya menginnginkanku menjadi dirinya saja, tidak lebih. akupun muak mendengar mereka bertengkar.

"diam" sekuat tenaga aku teriak, sisanya aku simpan untuk melawan.

mereka terdiam memandang wajahku, ke duanya sudah memar-memar saling menyerang.

"kalian pulang saja ke tuan mu, tidak usah mengajarkan aku ini itu, baik buruk dan salah benar. aku sudah dewasa"


dengan langkah kura-kura, mereka saling berpegangan meninggalkanku dengan raut wajah yang sedih.

Sabtu, 02 Oktober 2010

"Si Kertas Usang"

"malam larut memang paling asik bicara masalah perasaan"

si wa gadis yang suka bertengkar dengar cowok, jorok, biru hitam coklat abu-abu warna favoritnya, sepatu kets, ngupil, makan bakso, tidur tanpa menggunakan bra, mandi kilat, teh, menyendiri dan menangis tidak jelas.

"jika kalian merasa kekasihmu bersifat seperti si-wa, tolong caci-maki saya. karena saat ini saya menyayangi kekasih anda" :)

entah dari mana gadis jorok yang selalu menyendiri ini datang dan selalu menjadikanku pelarian dikala sepi menyelimutinya.

lain si wa, lain juga si at. sedikit banyaknya pasti manusia punya persamaan dengan manusia yang lain.

bertengkar dengan cowok, jorok, makan bakso, teh dan menyendiri yang mereka miliki ciri, kesukaan atau sifat yang sama.

pertama kali aku lihat si at dengan menggunakan celana pendek dan baju kedodoran sembari membiarkan bola basket itu terus berputar di jarinya yang tak manis lagi.


lewat tengah malam, dimana
bintang dan rembulan sedang asik bercinta sambil memandangi angin yang menggoyangkan pucuk-pucuk pepohonan dengan belaian lembut dan penuh kemesraan.


malam itu-pun ku ajak sahabatku bercerita, "si kertas usang" tentang kisah cintanya pada "si tinta tua"


"hei kertas usang, kapan kau mencintai dan di cintai si tinta tua?"


"hmm... entah kapan itu, aku sudah tidak mengingat hal yang bersejarah itu. coba kau tanyakan pada orang cina yang bernama tsai lun"

"apa kamu di paksa atau memang itu pilihanmu?"


"dipaksa atau memilih
itu sudah tidak penting lagi bagiku, aku juga sudah tidak ingat lagi. mungkin sekitar 105 Masehi kami bertemu, intinya sekarang kami pasangan teromantis atau pasangan terbaik sepanjang masa. dulu sebelum ada aku, si tinta tua punya kekasih yang bernama prasasti batu, si kayu, si bambu, si kulit atau si tulang binatang, si sutra, bahkan si daun lontar. tapi itu semua tidak bertahan lama, tidak selama kisah cinta kami yang tidak pupus dimakan zaman"

"apa aku bisa seperti mu?"

"aku tidak yakin, apa kamu bisa bersabar, bersabar menunggu waktu yang selalu ingin membunuhmu?"

"apa itu pilihan?"

"ini dilema. mereka menganggapmu baik, mungkin. mungkin saja mereka merasa nyaman dan sedikit tenang setelah memuntahkan kesedihannya, kekesalannya, kekecewaannya dan kelemahanya tepat di wajahmu. apa bedan
ya dengan dirimu padaku? di saat kau sedang sepi, sedih, kesal, kecewa dan lemah, kau selalu menjadikanku sebagai pelarianku, mencoreti-ku dengan semua kegundahaan-mu."

"seberapa lama aku harus bersabar?"

"selama waktu yang dia butuhkan, waktu yang tertunda adalah jawaban dari semua pertanyaan"

"terus, aku harus diam saja?"

"kadang, diam adalah emas"

"apa menurutmu aku seperti emas baginya?"

"mungkin, kau sudah menjadi emas baginya. di saat kesepian menjadi kekasihnya, kau bisa berada diantanya dan menjadi emas.*bersabarlah anak baik*. suatu saat dia akan menjadi tinta tua-mu dan kau adalah kertas usang-nya yang selalu memberikan tempat di kala dia sedang terjatuh"

apa aku bermimpi, atau memang aku sedang bermimpi indah, dimana aku mendekatinya, lebih dekat, lebih dekat dan lebih dekat lagi sehingga aku bisa memeluknya, merasakan hembusan nafas-nya yang berhamburan di wajahku dan dengan terbata ku bisikkan tepat di daun telinganya "aku membutuhkanmu"

hei mimpi, bangunkan a
ku dari tidur nyenyak-ku dan biarkan aku melakukannya di kehidupan nyataku...

Senin, 27 September 2010

"Si Anak Emas"

rembulan malam itu menatap senyum dan tawanya...

alam yang sangat ramah saat itu ternyata punya maksud...

malaikat sedari tadi memperhatikannya menikmati arak makassar...


siapa yang mampu menghentikannya...?

siapa yang bisa menundanya...?

siapa yang kuat melawannya...?


"bungamu sudah jatuh empat puluh satu hari yang lalu, kami hanya di tugaskan menjemputmu kembali"


sopanmu kepada kami, santunmu kepada mereka, tak akan ada lagi...

sopanmu kami rindukan, santunmu tinggal mereka khayalkan...

suka, duka, cerita dan derita tinggal kenangan yang membekas dihati dan ingatan...


SELAMAT JALAN ANAK EMAS...










Briptu. TAUFAN ARIHADI

Senin, 20 September 2010

"alasan klasik"

kita tidak akan pernah tahu pasti seberapa panas api neraka membakar habis kulit dan tulang-tulang yang melekat di tubuh ini atau kita tidak akan pernah tahu pasti surga yang di tawarkan tuhan itu ada atau hanya khayalan, mimpi atau dongeng belaka sebelum kita mati.
sama seperti keingintahuan ku terhadap tempat hiburan malam, clubbing atau semacamnya dengan jutaan rasa penasaran yang membabi buta membuat ku sudah berada di antara jl. ujung pandang. panorama dan aura malam yang di tawarkan secara gratis pantai losari menambah indahnya kota yang dikenal sebagai kota angin mamiri.
sebenarnya jika di suruh memilih, aku lebih senang berada di antara gerombolan berambut mohawk yang sedang berdiskusi tentang perlawanan, pemberontakan, pengkotakan dan kapitalisme industri musik yang mengatasnama-kan "indie"...
tapi ini masalah perasaan dan ke-ingintahuan yang luar biasa, aku tidak puas jika hanya mendengar dari omongan teman-temanku yang pernah kesana, apa lagi harus percaya pada mereka yang belum pernah sekalipun mencicipi tempat yang konon katanya surga dunia.

"hmm.. mau surga dunia, surga akhirat atau neraka sekalipun, aku tidak perduli..."
aku cuman ingin tahu, seberapa hebatnya tempat yang di juluki surga dunia itu hingga bisa di bilang separuh masyrakat konsumtif di kota ini bergonta ganti datang menikmatinya.

sepertinya rembulan mengikuti langkahku menuju jl.nusantara, tak apalah. siapa tahu rembulan juga ingin tahu ada apa di dalam sana, mungkin ada bintang-bintang seperti bintang yang kadang tampak menemani di sisinya atau mungkin saja ada rembulan-rembulan yang tak seterang dan seindah dirinya.

tak terasa akhirnya aku sudah berdiri di depan pintu masuk salah satu bangun yang berjejer di suguhi pemandangan sexy girl...
sepertinya kedua security/satpam itu nebatapku dengan sinis, ternyata benar. mereka menghalangi langkahku untuk masuk kedalam.

"ada ktp...?"
"ohh... tunggu""ini pak..."
untung aku membawa dompet yang selalu aku tinggalkan, coba kalau tidak. pasti rasa ingin tahu dan penasaraanku akan tertunda...
entah apa gerangan sehingga mereka menghentikan langkahku, mungkin karena penampilanku yang berbeda dengan yang lain...

akhirnya sala satu dari mereka mempersilahkan aku masuk setelah memberikan kembali ktp-ku...

berselang beberapa detik, aku dan temanku sudah duduk berhadapan dengan meja sebagai penghalang antara aku dan temanku.

"pesan apa pak"tanya pria berkemeja putih tersebut kepada temanku..

"2 botol bir dingin"

tidak salah lagi, pria berkemeja putih itu adalah pelayan di tempat ini...
mataku mulai perih karena asap rokok yang mengepul dan lampu-lampu blitz yang berkedap-kedip, jantung dan telingaku pun merasa ternganggu akibat alunan musik yang berdetak keras dengan irama house music yang memuakkan. setan-setan pun berpesta, menanamkan ranjau-ranjaunya dalam diri wanita murahan, melesatkan panah nafsu untuk kemudian ditepuki dan di sertai suit-suit kecil saat manusia mulai tergoda. akal sehat pun telah mampet, tak lagi berfungsi.

aku mencoba menahan perih di mataku sembari melihat kesana-sini, tampak beberapa wanita yang menggunakan pakaian seadanya atau sangat minim, ada yang di pangku sambil berciuman, ada yang menari seperti ular kepanasan dan ada yang menggelengkan kepalanya tepat di depan lelaki paruh baya berkulit hitam...
beberepa menit kemudian, bir dingin yang di pesan datang juga. tak lama berselang 2 wanita yang menuggunakan t-shirt super ketat sehingga tampak jelas payudara-nya yang hampir menyembur keluar itu menyapa dengan lembut.

"hai..."
temanku pun langsung dengan cekatan dan sigap penuh senyum kemenangan membalasnya...

"hai manis..."
"sini duduk..."

tanpa basi-basi pun ke 2 wanita itu menuruti perintah temanku, yang berambut panjang menggunakan t-shirt warna putih duduk di samping temanku dan yang satu duduk di sampingku dengan potongan rambut pendek mirip ala polwan dan menggunakan t-shirt berwarna merah terang.

lampu blitz yang kerlap-kerlip seperti pesta kembang api di malam pergantian tahun itu membuatku sulit melihat wajah di balik make-up tebal yang duduk di sampingku tersebut. namun setelah salah satu lampu blitz berwarna kuning ke-emasan menyorot wajah wanita tersebut, walaupun hanya hitungan detik aku sudah dapat melihatnya.

tapi kenapa perasaanku tiba-tiba membuatku kembali ke masa lalu. akuingat seorang gadis manis nan-lugu yang selalu teriak di pagi hari dengan seragamputih merah dan tas besar di belakangnya. masalahnya aku sudah lupa siapa nama gadis manis nan-lugu yang selqalu memanggilku di pagi hari. jangankan namanya, kabar pun tak pernah ku dengar seperti di telan bumi setelah pindah saat kami duduk di bangku kelas 4 salah satu sekolah dasar di kota ini.
"ahh... tidak mungkin, dia-kan di didik dengan baikdan penuh kasih sayang sama ke-2 orang tuanya.." bisik ku dalam hati.

"kok diam...?""halloo...?"
"ehh... sorry sorry"

"kok diam...?"

"hehe... nda'ji"
"minum ki' bir-mu"
wanita yang sedari tadi berada disampingkumenyodorkan gelas yang penuh dengan biri dingin.

"oh... iye'..."
aku-pun langsung meminum bir dingintersebut dan hampir setengahnya habis. ternyata aku ke-hausan, semoga tidak haus akan dunia seperti ini.

"haus ya...?" sambil tersenyum kecil.

senyum itu tidak asing, sepertinya senyum itu pernah mengisi hari-hariku.
"hmm.. lumayan""ehh.. siapa nama mu?"

"elzy, panggil aja zhizi. kenapa?"

"oh, nda' ji"

perasaan tidak ada nama se-rumit itu saat bersekolah dulu, atau mungkin saja dia berganti nama?
"ahh, bodoh" gumam-ku dalam hati.

toh aku datang kesini bukan untuk mengetahui siapa dia.
aku kembali pada tujuanku pertama. ke-ingintahuan dan rasa penasaran atas surga yang di buat setan.

"ehh, berapa semalam?"
"siapa, saya?"

"iye'..."
"sejam Rp.175.000"
"ohh..." cuman itu jawabanku.
paling tidak aku sudah sedikit tahu tentang kehidupan disini, akuj tidak ingin terlalu jauh bertanya.
"kenapa, mau?" sembari menatap mataku dengan senyumnya yang manis.

"nda'ji"
"irwaaann...!!!"

dia menyebut namaku dengan ribuaan perasaan terkejut dan tangannya menggenggam bahuku berusaha memalingkan wajahku, tampa di-dikte-pun akusudah memalingkan wajahkuj dengan rasa penasaran.

sekarang aku semakin yakin kalau dia adalah teman semasa kecil dulu, tahi lalat di bawah mata kanannya adalah tanda kalau dia benar teman lamaku yang bernama sari...

sekali lagi lampu blitz berwarna kuning ke-emasan membantuku untuk dapat melihat jelas tahi lalat di bawah mata kanannya. secara spontan akupun langsung teringat namanya.

"sari...???"
"astaga, saya kira mati moko irwan hahaha" tawanya sangat lepas, seperti ridak ada beban di pundaknya sama sekali.

"kerja ko' di sini-nah?"

"iyo irwan"

"kau iya dimana ko' kerja?"
"ihh, saling kenal jako pale'...!!!"

temanku memotong pembicaraan kami, tapi tak ku hiraukan dan sari pu hanya tersenyum kecil. sifat tertutupnya pada orang yang tidak terlalu dikenalnya masih seperti dulu...

"tunggu dulu, kerja betulan ko' disini?"

"iyo irwan, kenapa-kah? mdd, pasti jijik ko' juga punya teman seperti saya-toh?" garis cemberut pun mengotori diwajah manisnya.
"bukan itu maksudku. ehh, kenapa ko' bisa sampai disini-nah? kenapa ko' bisa kerja di tempat seperti ini sari?"

sari belum menjawab, temanku pun teriak memesan.

"bos, tambah bir dingin-nya dua botol sama surya satu bungkus"

perasaan bir-ku belum habis, tapi temankuj tetap pesan dua botol.

"ahh nda penting ji" gumam ku dalam hati lagi.

"panjang ceritanya irwan!!!"
dengan wajah tertunduk, seperti-nya sari ingin mengeluarkan semua unek-uneknya, semua marah, kesal, dendam dan entah apa-lah itu semua. aku hanya fokus ingin mendengarkan kejadian yang menimpa teman lamaku ini yang sempat kulupa namanya.

"ada dua adik-ku irwan. yang ke-2 kelas 2 smp dan yang ke-3 kelas 5 sd. berubah ki' sikapnya pace-ku tiga tahun belakangan ini. selalu ki' mabok-mabokan, pulang malam, parahnya lagi suka na pukul mace-ku kodong, baru nda pernah mi na peduli anak-anaknya."

air matanya pun tak tertahankan lagi, tak terbendungkan lagi, mengalir bagai sungai tak berujung. polesan make-up yang tebal kini terlihat menor dan luntur.

belum sempat aku bertanya, sari kembali melanjutkan ceritanya.

"baru mace-ku juga sakit-sakit mi kodong, kurus sekali mi sekarang. terlalu sakit mi hatinya, apa lagi pas adekku di kasi' keluar dari sekolah gara-gara nda membayar uang sekolah"

"tapi-kan banyak ji pekerjaan yang lebih baik dan lebih terhormat dari pada ini sari"

"saya tau ji irwan, salah ka memang. itu hari nda tau mi apa saya mau lakukan, baru tiba-tiba datang teman ku tawari ka ini pekerjaan. nda pikir panjang ma langsung ka pa' iyo ki'"
"berapa lama mako kerja disini?"

"sekitar 4 bulan ma irwan, saya juga tidak terikat kontrak atau semacamnya. cuma 40% pendapatanku di ambil sama pengelolah tempat ini. lagian juga terpaksa ja kerja disini, kalau bukan kebutuhan ekonomi keluargaku, nda mungkin ja mau kerja begini."

kata "TERPAKSA" memang selalu menjadi "ALASAN KLASIK" di era serba menuhan-kan uang, uang dan uang. tidak ada manusia yang bermimpi menjadi pencuri sebelum dirinya di paksa oleh keadaan sekitar hidup-nya, perut-nya dan takut mati-nya. tidak ada wanita bercita-cita tinggi menjadi pelacur, sekali pun itu menjadi kan dirinya superstar. terkenal, tenar dan kaya raya.

tidak terasa jarum jam sudah menunjukkan pukul 03:15, sari-pun sepertinya kelelahan menceritakan kronologi kehidupan dan keluarganya. akhirnya aku mengajak temanku yang sedari tadi mencumbui wanita di sampingnya.

sari hanya pesan jangan sampai keluarganya mengetahui bahwa dirinya bekerja di tempat seperti ini.
"perlu hidup dengan ribuan kali kesalahan hingga kita bisa tau apa yang salah dan mana yang benar. jalanlah dengan takdir mu bukan takdir yang kau buat-buat. karena ada 3 takdir yangtidak bisa di rubah. kematian, rezeki dan jodoh..."

Minggu, 19 September 2010

Ketika Menutup Mata


aku adalah pengusaha kaya dari yang terkaya...
aku adalah manus
ia paling di hormati dan di hargai...
aku adalah musis
i terhebat di jagat raya...
aku adalah penulis tenar dan terkenal...


ibu, ini uang Rp.1.000.000.000.000.000,00 buat beli semua apa yang ibu ingin-kan...
ayah, ini uang Rp.1.000.000.000.000.000,00 buat beli semua apa yang ayah ingin-kan...
kakak-adik, ini
uang Rp.1.000.000.000.000.000,00 buat beli semua apa yang kalian ingin-kan...

tundukkan dunia di bawah telapak kakimu dan patahkan semua fatamorgana yang ada...

aku merasa senang,tenang dan menang "ketika menutup mata"...

Minggu, 12 September 2010

rasa "TAKUT" itupun hilang di makan waktu



selama ini saya hanya merasa tolol dengan melawan jutaan perasaan yang datang dan pergi secara membabi-buta, terkadang tidak mampu untuk memejamkan mata yang tak lagi indah. setiap detik dan menit yang berlalu serasa ada yang ingin menikam dengan belati yang maha tajam dari arah belakang, terkadang ada suara-suara yang samar menghapiri telinga ini, sepertinya angin ingin memberi ku pesan "waspadalah, hati-hatilah atau mungkin ingin menyuruh ku tetap berada di dalam kamar dan berpikir cara memenangkan pertandingan melawan perasaan".

ini bukan pilihan, masih sangat jelas di ingatanku apa yang di katakan teman ku saat berkeliling mencari tujuan "bukan memilih untuk tidak memilih, tapi mem
ilih untuk menghancurkan". dari situlah selalu ada hasrat untuk membunuh semua perasaan yang datang dan pergi, sungguh "anda" sangat tidak sopan datang dengan perasaan cinta, kasih dan ribuan sayang lalu pergi dengan perasaan benci, dendam dan jutaan marah yang menjadi hantu tanpa mengenal waktu untuk menampakkan wujud dari dalam diriku sendiri.

belum selesai "perasaan" yang satu datang lagi "perasaan" yang lain, sepertinya saya menjadi loket pembayaran rekening listrik dan perasaan-lah yang sedang mengantri tanpa ampun.

senja-pun mulai menghitam, sepertinya dia akan datang lagi malam ini, menyerang dan menyerang lagi. hanya alat tulis, beberapa batang rokok dan segelas kopi yang ku jadikan pedang dan perisai perlawananku terhadap perasaan sialan itu.



Jumat, 10 September 2010

"apapun akan aku lakukan untuk buatmu bahagia"

"hey nak, kenapa bersedih...?"

tanyaku pada bocah kecil nan lugu yang sedang merenung di atas trotoar.

sepertinya ada yang salah dengan pertanyaanku, bocah ini tetap di posisinya sebelum aku bertanya, tertunduk merenung diatas trotoar.

"hmm... hey nak', kenapa bersedih...?"

bola matanya mengarah padaku seakan ingin menjawab pertanyaanku.

"kamu orang baik?"

pertanyaan bocah ini seperti ingin mengusirku, mungkin aku harus menipumu nak'.

"iya nak"

"apa kamu pernah kehilangan sesuatu yang sangat berharga hingga kau membuang waktumu untuk bersedih?"

"sesuatu yang datang pasti akan pergi nak"


"tapi aku masih membutuhkannya disisiku, aku ingin dia ada disni sekarang, aku tahu dia sangat sayang padaku"


dengan raut wajah sedih dan bola matanya yang ingin melinangkan air mata kekecewaan.

sepertinya bocah ini sedang berada di fase yang sangat-sangat serius...

"bapak kamu di mana ?"

"saya tidak tahu siapa bapakku"

"trus ibu kamu ?"


"5 hari yang lalu ibu berkata padaku, *jangan sedih nak', tidak selamanya kita seperti ini, tuhan mungkin kecewa dan mencoba kita untuk lebih sabar dan bersyukur*."

"apa yang kau minta pada ibumu nak?"

"sama seperti anak-anak yang lain kepada ibunya"


"ibumu memberikannya?"

"TIDAK...!!!"


"kenapa nak?"


"sebelum ibu meninggal kemarin, dia di pukuli berame-rame oleh pedangan kaki lima, dan kelimat terakhir yang aku dengar dari mulutnya.
APAPUN AKAN AKU LAKUKAN UNTUK BUATMU BAHAGIA..."

dan bocah itu pun kembali berjalan...


subhanallah...

semoga tidak ada lagi nyawa, darah dan air mata kekecewaan yang mengotori bulan sucimu di tahun depan wahai nabi terakhir... amin...




Senin, 30 Agustus 2010

matahari di malam hari


log out, beranjak dari depan monitor, bakar sebatang rokok yang sudah tidak baru lagi dan menatap langit-langit kamar kecil, kumuh dan penuh tumpukan sampah kering.

lewat tengah malam, sepertinya atap rumah menunggu. yaa salah satu tempat idaman untuk bercanda gurau dengan para penghuni langit di malam hari atau mungkin sebagai wadah untuk melayang dengan rumput tanpa adanya kekhawatiran dan rasa was - was dari musuh haha.. cuih..

sepertinya yang lewat barusan tidak asing, yaa bintang jatuh yang ku anggap sebagai matahari di malam hari yang selalu menemani diriku berada di fase tinggat tinggi melawan kebiasaan hidup di malam hari :)

berbahagialah dengan insomniamu... :)

Surat Untuk Tuhan




mungkin saya kurang ajar jika menulis surat kepada TUHAN dengan tinta rotring atau pensil 2B, terus harus dengan tinta apa ?
tinta yang terbuat dari cairan perasan kitab, atau cairan dari daun yang kering, atau mungkin cairan yang sama sekali tidak mengandung zat kimia berbahaya ? :)
tinta apapun juga, semoga bisa sampai ke-TUHAN.

TUHAN, apa kamu lihat yang mengaku sebagai hambamu merusak dan mengotori negaraku dengan darah sodaranya sendiri.?

TUHAN, apa kamu rasa apa yang di rasa hambamu ketika anak, suami, istri, adik dan kakaknya tergeletak tak berdaya oleh pentungan yang mengaku sebagai hambamu.?

TUHAN, apa kamu dengar jerit tangis air mata dari hambamu yang tersiksa oleh laras dan pantat senapan yang mengaku sebagai hambamu.?


TUHAN, apa kamu marah aku mengirim surat padamu malam ini.?

Jumat, 27 Agustus 2010

"anti-media"

"sampai sejauh mana kamu pertahankan idealisme mu untuk tidak mengkomsumsi "media" dalam kehidupan sehari-hari mu ?
hanya hari ini ? seminggu lagi ? sebulan ? atau mungkin tahun depan ?

ujung-ujungnya kalian berada di depan layar monitor sambil browsing/donlot lagu-lagu dan pidio band favorit kamu. paling tidak itu salah satu contoh kalian menggunakan media.

apa menurut mu itu bukan media ?

media adalah sumber informasi, sebagai informasi sudah pasti membuat kita tahu apa yang belum kita ketahui sebelumnya.

ayolah teman, tidak usah terlalu radikal jika ujung-ujungnya kalian jilat ludah sendiri...

kita tak akan bisa buat perubahan yang lebih baik tanpa media, kita tidak bisa menyampaikan pesan-pesan dalam bentuk tulisan dan lagu tanpa adanya media. media bukan cuma tv, koran dan radio, tapi media ada di sekitar kita.

"pacarmu menelvon dan memberitahukan bahwa kabarnya baik-baik saja"
itu juga adalah media, menurutku media romantis haha :P

so...? jangan-lah terlalu percaya padaku, jadilah diri sendiri dan tetaplah jadi "punk rock anti media yang bermain facebook", kalian lebih lucu dari boneka barbie berambut pirang sedang bercermin.

Terorisme Dan Forum Pembela Agama

fasih menggunakan bahasa arab dan lancar menghafalkan surat-surat al-kitab, tidak menutup kemungkinan kalau mereka muslim. siapa yang bisa tahu apa yang ada di hati dan pikiran setiap manusia.?

contoh : ada 2 perusahaan amerika yang non-muslim mempelajari bahasa dan isi kitab muslim lalu membuat kitab-kitab palsu atas nama muslim, termasuk Al Qur'an yang diterjemahkan oleh para orientalis. mungkin dengan harapan muslim akan terpecah, saling mangsa dan saling bunuh terhadap sesama.

terus apa bedanya dengan terorisme dan forum pembela agama ? siapa yang tahu kalau mereka menganut ajaran muslim ? melukai dan membunuh sesama. atau mungkin dari segi ber-retorika-nya dan dari cara berpakaiannya ? jangan-kan segi retorika dan berpakaianya, kitab pun bisa di palsukan.

"kalian ingin mengatakan kalau 2 perusahaan amerika tersebut berbeda dengan terorisme dan forum pembela agama yang tumbuh berkembang di indonesia ?

dari segi aktifitasnya memang berbeda, tapi tujuannya tetap sama. mengadu domba agama dengan menggunakan muslim sebagai pedang dan perisainya.

"musuh peradaban masa depan adalah kaum fundamentalis semua agama", fanatisme sempit dan fanatik berlebihan yang menganggap agama-nya paling benar dan memandang remeh agama lain.

"orang-orang bodoh yang terobsesi dengan perang salib dan ingin membumi hanguskan indonesia dengan obsesinya menjadi pahlawan agamanya"

luka...

"jika berulang kali jatuh ke lubang yang sama, sangat bodoh-lah kita dalam berpikir untuk mengambil keputusan"

menurutku, pengalaman di masa lalu-lah yang paling berharga untuk menghadapi masa depan.

"terkadang ada luka yang tak bisa terlihat" hanya bisa di ingat dan di rasakan betapa sakitnya luka itu...

walaupun kamu berganti nama, berpindah negara, berganti identitas atau berganti kulit seribu kali pun. luka itu tetap membekas karena itu adalah masa lalu mu yang ter-LUKA...

"Bintang"

tak selamanya bintang itu indah dan terang, ada bintang yang selalu bersedih dan ingin mati dengan garis senyum manufaktur.

jika saya di perkenangkan untuk berhadapan dengan bintang, ingin sekali memeluknya dan mencium keningnya lalu menusukkan belati tepat di belakang lehernya. sehingga saya tak pernah lagi melihat bintang yang bersedih dan ingin
mati dengan garis senyum yang manufaktur. :)

Kamis, 26 Agustus 2010

Yin Dan Yang

saya yakin setiap manusia memiliki energi yin dan yang, sifat baik dan buruk.

harum dan bau, tinggi dan pendek, hitam dan putih, kaya dan miskin. ini hanya beberapa pasang kalimat yang selalu kita temui di kala melangkah keluar dari pintu rumah menuju ke jalan.

yang jadi masalah adalah kalimat "halal dan haram"...?

menurutku : yang halal semakin di persempit di kalangan masyarakat miskin kota dan yang haram semakin di perluas di kalangan manusia-manusia yang punya kekuasaan di negara ini.

hey.. ada apa ini ???

apakah kalian sudah halal ?
apakah kalian sudah suci ?
apakah kalian yang menciptakan halal dan haram ?

"you motherfucker"

"amal bukan berapa banyak tempat ibadah kalian bangun dan berapa banyak tempat prostitusi kalian hancurkan, tapi seberapa bisa kalian menerima sesama"

"ero - ero" ( terserah saya )

yaa... inilah kalimat "mati" yang selalu terdengar saat kalian menemukan jalan buntu, di waktu berdebat mungkin?, atau sedang mengandalkan sesuatu yang jauh dari jangkauanmu dan dengan cepat temanmu membantah apa yang kamu pikirkan saat itu...

kita berada di dunia yang sudah sangat praktis, tinggal bagaimana cara mengfungsikannya ( kebanyakan menggunakan uang ). atau bisa di bilang "semuanya sudah ada", atau mungkin kita berada di dunia "ero-ero"..? haha..

saya tidak menyuruhmu menjadi diri orang lain, tapi kenyataan kalian seperti "bintang papan atas tanpa apa-apa" yang bisa membuatku dan sebagian orang lain berbangga.

mungkin "kau, aku dan mereka" hanya posser yang mengandalkan sesuatu yang memang sudah ada.?

apa yang belum ada ?
siapa yang belum ada ?
dimana yang belum ada ?
kemana yang belum ada ?

"ini hanya tulisan dan ini ero-eroku" :)

Kamis, 08 April 2010

"THE HIDRASI"

"Tak ada moment jelas atau alasan yang basi sehingga band ini terbentuk, yang saya ingat hanya keluh kesah dan unek-unek yang ingin kami muntahkan lewat musik yang kami anggap sebagai penawar jika kami bernyanyi bersama dimalam hari serta di temani alcohol yang bening dan beberapa batang rokok, namun kami rasa semua itu tak cukup. akhirnya di awal 2004, THE HIDRASI mencoba berdiri di tengah kesenjangan sosial dan keharusan mengikuti aturan yang tak jelas, dan di malam itu, ONE-DEE, EMMANK, DHYEE dan INDRA menjadi formasi awal THE HIDRASI. setahun berlalu pergantian personil pun terjadi, ONE- DEE angkat kaki tanpa alasan yang jelas. dan akhirnya tinggal kami bertiga. akhir 2006 setelah pengerjaan tek lagu di salah satu studio di kota ini, INDRA akhirnya menyerah dengan kebingungan yang tak jelas. so...f##ck.... tanpa harus menunggu lama, kami meminta EDJONK, THE GAMEOVER untuk membantu kami menyelesaikan materi yang belum kelar dan NANDY WINE kami panggil untuk melengkapi formasi THE HIDRASI yang sekarang"




My Inspiration... "Timothy Lockwood Armstrong"

Personal life

Tim was born in Oakland, November 25 in 1966, son to an alcoholic father, hardworking mother and the youngest of three brothers.

As a young kid, Tim met his future mate and one of his best friends, Matt Freeman (current bass player for Rancid) playing Little League Baseball in California at age 6. Tim and Matt grew up together in Albany, California and as a young punk in high school, Tim's favorite band was the Ramones. Tim quotes in Maximum Rancid - The Unauthorized Biography Of Rancid, that if it wasn't for the Ramones, Rancid would have never become a band. He was in the punk/ska band Operation Ivy from their beginning in 1987 under the nickname "Lint". Operation Ivy continued until its demise in 1989. He then founded two relatively unsuccessful bands called the Dance Hall Crashers and Downfall but later went on to greater fame with the very successful Rancid, founded in 1991. For a long time, Tim was very active in the Berkeley scene that grew up around 924 Gilman Street. He showcased his other artistic talents and created artwork for the INSAINTS logo. Tim married Brody Dalle of The Distillers in 1997. They divorced in 2003.

In 2003, photographs of Armstrong's ex-wife Brody Dalle kissing Queens of the Stone Age frontman Josh Homme were published in Rolling Stone Magazine. Armstrong claims he knew nothing of Dalle's relationship with Homme said he broke down when he saw the photos. Dalle and Homme married after the birth of their daughter, Camille Harley Homme in 2006. Armstrong has accused Dalle and Homme of adultery, and Homme received a series of death threats from Armstrong's fans. The conflict has divided L.A.'s punk rock microcosm.

Musical history


One of the first bands that Tim played in was Basic Radio. After Basic Radio disbanded, he performed in the ska punk band Operation Ivy under the nickname "Lint" from their beginning in 1987, until they disbanded in 1989. Soon thereafter, Armstrong helped found the Dance Hall Crashers, but left the band after a brief period of time. He was also in Downfall with Matt Freeman. In 1991 Armstrong went on to greater fame with the very successful Rancid with bassist Matt Freeman (who had previously played with Tim in Operation Ivy, Downfall, and Dancehall Crashers). Brett Reed was only a local skate punk who had been playing drums for six months when Tim and Matt asked him to be in the band.

In 1999 Tim invited Rob Aston ("Skinhead Rob") around to work on some music he had been creating by himself in his basebent, the two worked together writing and recording music, later Travis Barker (of blink-182 fame) formed the band Transplants and released their self-titled debut album, Transplants on October 22, 2002. Also in 2002, Armstrong contributed vocals to Tom Delonge's (also of blink-182 fame) side project entitled Boxcar Racer, on the track "Cat Like Thief". A second Transplants album, Haunted Cities, was released on June 21, 2005. The band's demise was confirmed by Rob Aston on January 16, 2006, when he told a reporter that the band had split.

Tim co-wrote 8 songs with Pink for her 2003 album Try This, he has also collaborated with Gwen Stefani on her debut album Love. Angel. Music. Baby.

In addition to his projects, Armstrong has also been known to pop up on others' albums in various roles. He's contributed vocals/guitar to tracks by bands including The Lordz, Box Car Racer, Bad Religion, Stubborn All-Stars, Head Automatica, Fefe Dobson, The Matches, NOFX, Time Again and Lars Frederiksen and the Bastards, which is a side-project of his Rancid bandmate Lars Frederiksen. He's collaborated with P!nk, the Aggrolites, Gwen Stefani and Kelly Osbourne. He has also produced several albums, including the first album by AFI, Answer That and Stay Fashionable (1995), Viking by Lars Frederiksen and the Bastards and a few tracks from Decomposer by the Matches.

Recent history


Armstrong is still very active in the Berkeley scene that grew up around 924 Gilman Street. He has showcased his other artistic talents and created artwork for the INSAINTS logo. A new album by Rancid is set for an early 2007 release. He has also done a solo album entitled A Poet's Life, of which fans can download a few tracks for free on the internet. He has released two songs, and has so far released 3 music videos. In late December 2006, The Aggrolites issued a bulletin from their myspace page that the album would be available in March 2007, but this did not come to pass. After much airplay of the song "Into Action" (featuring Skye Sweetnam on guest vocals), it was decided to release A Poet's Life as a CD with a bonus DVD containing video clips for each song from the 22th May. Rancid's song "Sidekick" was also featured in a pornographic film entitled "Fuck the System".

Tim Armstrong also has a spiderweb tattoo covering his whole head.

An extract taken from hell-cat record's website about the solo album -

Punk legend Tim Armstrong has announced plans to give his debut solo album, A Poet's Life, away for free on the internet beginning April 17th. Each Tuesday fans are encouraged to hunt down new songs and videos that will be made available for download on various blogs, sites and social networks. Additionally the album will also be available for sale on May 22nd with a bonus DVD containing 10 new videos. Never a stranger to having his music suddenly and widely embraced, as evidenced by the hit songs Armstrong has created for both Rancid and his side-project the Transplants, by March it was clear that the iconic singer/songwriter had another bona fide hit with the track "Into Action." The undeniably catchy dance song became a instant favorite of fans and critics alike, with support from everyone from Myspace users to the influential LA radio stations KROQ and Indie 103.1. Continuing to sweep the nation with its infectious groove, "Into Action" is guaranteed to be blasting from every car stereo and beach boom box this summer. Be the first one to find hot new songs and videos each Tuesday! Track Listing: 1. "Wake Up" 2. "Hold On" 3. "Into Action" 4. "Translator" 5. "Take This City" 6. "Inner City Violence" 7. "Oh No" 8. "Lady Demeter" 9. "Among The Dead" 10. "Cold Blooded"