Selasa, 23 November 2010

alien yang hilang

Suatu pagi yang cerah bersama bising-bising kendaraan dan buruh terminal yang saling rebut debu yang jatuh dari surga. Cumal, dekil dan penuh spontanitas kesengajaan menawarkan kegelian di tiap urat sarafku yang sebelumnya berdengun di telingaku.
Cumal yang mana harus kupilih? Dekil yang mana bisa kupercaya? Aku harus memilih.
Monster raksasa berwarna ungu, bermata besar yang bernama mahkota adalah pilihan temanku. tak apalah jika bukan aku yang memilih. Aku tidak pandai memilih monster mana yang cepat dan jinak.

Seorang wanita paruh baya duduk disamping perut monster itu dan dengan sigap mempersilahkan kami masuk sebelum membuat sebuah perjanjian yang sangat detail dan wajib patuh lalu melempar senyum penuh garis manufaktur.
Didalam perut monster aku duduk bersampingan, ia memilih monster tak lucu ini sebab isi perutnya mengeluarkan angin yang sejuk bagai sore hari memandang sunset di pinggir pantai. Katanya, dan itu benar.

Gadis didepan berbalik ke arahku, ia tersenyum lalu tertawa. Aku mengernyitkan dahiku, ia bertanya. Kamu alien dari mana? Lalu melempar senyum seperti menampar mulutku yang tertelan tenggorokanku, rasanya seperti coklat. Coklat termanis yang pernah kurasa. Pertanyaannya tak urung kujawab, ia melakukannya lagi, lagi dan lagi, tapi sudah tak bertanya. Hanya melempar senyum yang tak ubahnya ku telan.
Kupalingkan wajahku ke arah luar sisi sebelah kanan perut monster, pepohonan yang menjulang kelangit, rumah-rumah pantai yang tak terawat silih berganti menghalangi pandanganku menikmati laut.

Apa aku lupa bilang pada kalian, kalau perut monster ini sangat transparan jika dilihat dari dalam keluar?

Monster ini berhenti, beberapa dari mereka keluar dari perut monster untuk melepas dahaga dan merentangkan kaki. Gadis yang sedari tadi melempar senyum, menyentuh tanganku. Berbisik lembut di telingaku. Katanya, kamu alie dari mana? Kepalamu tidak bundar seperti mahluk E.T, tanganmu tidak panjang seperti bentuk tubuh alien yang ada di film X-file atau mahluk asing luar angkasa di film the sign. Kamu bukan berasal dari ras alien lyra atau ras vega. Disana tidak ada yang berambut biru terang. Kamu juga bukan dari planet jupiter yang selalu mengaku pernah pergi ke surga.

Aku tertawa, lantas kutawarkan cemilan dan kuajak dia bercakap tentang laut didepanku. Tapi ia memintaku menatap kearahnya. Dan tiba-tiba kami begitu saja berada disana. Berada didalam perut monster yang lain, monster yang lebih besar dari sebelumnya. Mataku bebas memandang lautan, semakin keujung semakin menjauh. Lautan ini sepertinya pelit memperlihatkan ujungnya.

Tempat dimana aku berdiri tadi sudah mengecil dan semakin tak terlihat. Suara monster ini berpesan untuk tidak meninggalkan sesuatu diperutnya.

Sekarang aku berdiri ditempat yang besar, yang baru aku temui tapi sudah lama mengenalnya. Gadis itu melambaikan tangan,monster kecil yang ditumpanginya lumayan cepat, pandai melukai dan mampu membunuh. Tak lupa melemparkan senyum yang saya yakin bukan senyum terakhir yang keluar dari bibir merahnya. Aku pun berpindah, ke tubuh monster yang sedang. Meninggalkan senyum gadis itu yang tertempel di ranting pohon tak berdaun. Melambaikan tangan pada mereka, tangan satunya berkata “see you next time, monster’s. I kill you...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar