Minggu, 12 September 2010

rasa "TAKUT" itupun hilang di makan waktu



selama ini saya hanya merasa tolol dengan melawan jutaan perasaan yang datang dan pergi secara membabi-buta, terkadang tidak mampu untuk memejamkan mata yang tak lagi indah. setiap detik dan menit yang berlalu serasa ada yang ingin menikam dengan belati yang maha tajam dari arah belakang, terkadang ada suara-suara yang samar menghapiri telinga ini, sepertinya angin ingin memberi ku pesan "waspadalah, hati-hatilah atau mungkin ingin menyuruh ku tetap berada di dalam kamar dan berpikir cara memenangkan pertandingan melawan perasaan".

ini bukan pilihan, masih sangat jelas di ingatanku apa yang di katakan teman ku saat berkeliling mencari tujuan "bukan memilih untuk tidak memilih, tapi mem
ilih untuk menghancurkan". dari situlah selalu ada hasrat untuk membunuh semua perasaan yang datang dan pergi, sungguh "anda" sangat tidak sopan datang dengan perasaan cinta, kasih dan ribuan sayang lalu pergi dengan perasaan benci, dendam dan jutaan marah yang menjadi hantu tanpa mengenal waktu untuk menampakkan wujud dari dalam diriku sendiri.

belum selesai "perasaan" yang satu datang lagi "perasaan" yang lain, sepertinya saya menjadi loket pembayaran rekening listrik dan perasaan-lah yang sedang mengantri tanpa ampun.

senja-pun mulai menghitam, sepertinya dia akan datang lagi malam ini, menyerang dan menyerang lagi. hanya alat tulis, beberapa batang rokok dan segelas kopi yang ku jadikan pedang dan perisai perlawananku terhadap perasaan sialan itu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar