Sabtu, 07 Mei 2011

Pelangi Berwarna Hitam

beberapa kali suara kipas angin pecah, bagai runtuhan gedung berbintang lima atau bom bunuh diri didalam tempat ibadah.
jantungku telah berpindah ketubuh yang lain, namun jari-jemariku masih lincah bersenggama dengan huruf-huruh yang dijadikannya kalimat bunuh diri.
air mata telah membasuh pipi dan setiap lekuk garis wajah perempuan di seberang sana. perempuan heroik yang dipaksa menjadi sosok feminisme ugal-ugalan telah berubah menjadi pelangi berwarna hitam. walaupun pelangi ter-reduksi menjadi dua warna : merah dan hitam, kita tetap bukan siapa-siapa. sekalipun pelangi ter-reduksi menjadi warna hitam saja, tetap! kita bukan siapa-siapa!

saya makin yakin, kalau tidak ada manusia yang bisa menahan nafsu dari godaan yang menjanjikan tanah surga dimuka bumi ini. sekalipun, sedari kecilmu di didik oleh ajaran agama darimana pun atau agama apapun!

apa kalian tersinggung? yah! tersinggung saja! asal jangan mem-vonis saya KAFIR!
kalian cuma manusia yang tidak punya apa-apa, sama seperti saya.



kipas angin itu masih bersuara, namun sudah seperti tangis kecil yang malu-malu. perempuan heroik yang di paksa menjadi feminisme ugal-ugalan kini sudah tersenyum dan tertidur lelah dengan mata bengkak. jantungku pun telah kembali ketempatnya semula. dan tidak lama kemudian, beberapa meteor menghantam atap rumahku, menghancurkan kamarku rata dengan tanah, membuat lubang sebesar balon udara. tidak ada yang tersisa, tubuhku berserakan, kepalaku bergelinding menghindar, organ yang lain sibuk menyelamatkan dirinya masing-masing. hanya jari-jemariku yang masih lincah bersenggama dengan huruf-huruf yang dijadikannya kalimat bunuh diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar