Minggu, 15 Januari 2012

GelembungAsmara...


Lelaki tengah malam itu mendayung perahu di tengah laut melawan ombak namun takut tenggelam. Perempuan karang yang santai dihajar ombak tak bergeming walau terkikis sedikit demi sedikit. Apa kau tahu cerita rumput liar yang mati tercabut sebagai bentuk pertemuan? tentang Lelaki hypertensi dan perempuan disleksia? Mereka merajut benang putih abu-abu yang keluar dari kedua perut mereka. Selalu diam. Selalu bertengkar. Penuh warna dan memiliki beberapa gelembung sabun yang keluar dari kepalanya masing-masing. Gelembung asmara. Bermain. Taman kecil. Tanah kering.

Keduanya lahir dengan tanggal dan tahun yang sama. Dipertemukan oleh sisi gelap kota, hingga malaikat dan setan selalu menyertainya. Malaikat diam. Setan kesetanan. Tak ada dendam.

Rumput liar itu terselip diantara halaman buku yang mereka beli saat fenomena matahari dan hujan diperdebatkan. Tak ada yang ingin mengalah. Tak ada yang menang. Di ujung jalan mereka bergandeng tangan. Pergelangan tangan penuh gelang. Keduanya. Memakai gelang.

Serupa tapi tak sama. Setanah tapi tak searah. Selangit tapi tak serasi. Beda bukan berarti tak sejalan. Mereka punya cara untuk melukis mimpi, meretaskan gelembung, hingga membakar pelangi seusai hujan menghapus jejak kemarin. Kemarau datang. Hypertensi mengamuk. Disleksia terdiam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar