Dan gelembung pun pecah berhamburan...
Membakar kesunyian dan kesepian jauh lebih baik daripada menghamburkan kenyataan.
Beberapa bulan lalu, Athena menyerah terhadap cerita yang belum sempat tertulis diantara rumput kering yang terlupakan. Di antara cacing tanah dan tikus tanah yang tak lagi mempermasalahkan mitos hujan dan matahari. Di antara kilometer empat yang menjadi tumpuan kaki-kaki menuju tempat pertemuan revolusi empat belas. Hingga berubah menjadi renovasi empat belas.
Tak ada angin. Apalagi ukuran badai. Lalu mengapa lidah-lidah langit mengeluarkan pecahan kaca yang tadinya berbentuk canda, tawa dan senang?.
Suara-suara itu pun bermunculan. Dari halaman novel. Riuhnya kekasih angin dipucuk kebingungan. Hingga kejarak sebelum 14.04 kilometer. Dimana Athena sekuat tenaga tak menganggap kekasih angin sebagai cerita yang pernah membuatnya tersenyum, tertawa dan meledakkan air mata.
Adakalanya logika harus dibakar. Cerita harus di semayamkan. Dan yang tersembunyi biarlah padam dengan sendirinya.
Untukmu yang "sok tahu", jangan pernah bercanda dengan tenggorokan bernanah.
Terasa seperti " gencatan senjata" yang melankolis. Asik juga.
BalasHapusHehe
cukup rhoma! aku tidak suka perang, aku juga bukan lelaki romantis yang duduk diantara rasi bintang sambil memainkan biola yang terbuat dari sepotong kayu dan usus kambing. haha :P
BalasHapus