Ternyata benar, apa yang dikatakan Am, bahwa hidup itu seperti di perkosa, jika tidak bisa melawan, nikmati saja. Beberapa hari terakhir ini, kedua tangan, kedua bola mata, ke dua sisi isi kepala, baik dan buruk, hitam dan putih serta cinta dan dendam terlupakan begitu saja hanya karena berhadapan dengan orang yang belum saya kenal sedikit pun dalam pertarungan yang sama sekali absurd. Ini bukan tentang cinta, fundies atau merobohkan menara tuhan serta menenggelamkan ras terakhir kerajaan iblis. Ini hanya tentang keberuntungan yang datang dan pergi sesuka hatinya. Dan semua yang ada di sekitar menjadi korban ketidak-pedulian.
Seperti angin yang kehilangan arah, tak terkendali menahan marah, menanti keberuntungan yang tertelan oleh keserakahan, dan aku sendiri tak tahu berada dimana.
Oke, tapi kenapa dari dulu sampai sekarang kau sering lupa kau ada dimana :p
BalasHapuscoba liat disekitar, siapa tahu ada penunjuk jalan :D